Kesombongan Media Cetak, Hati-Hati ICU Menanti
NerSumbar.Com--Dulu, masih ingat waktu saya baru-baru kuliah dulu, Nokia menyebut Android sebagai semut kecil merah yang mudah digencet dan mati. Arogansi dan rasa percaya diri yang berlebihan membuat Nokia akhirnya terjebak dalam dilema inovasi. Nyaris tidak ada produk keluarannya semenjak koar-koar itu yang dibeli pasar. Sejarah mencatat, yang kemudian mati justru Nokia. Nokia tergeletak kaku dalam kesunyian yang perih.
Saya masih ingat ada seorang wartawan media cetak Harian terkemuka nasional, yang kebetulan senior saya di kampus, berkata bahwa era kamera digital hanya sejenak. Bersamaan, produk kamera film ternama Kodak mengatakan bahwa kamera digital hanyalah tren sesaat. Kamera produksi Kodak akan terus bertahan. Kodak terjebak halusinasi dan dilema inovasi yang akut. Akibatnya, ruangan ICU yang pengap menanti raga mereka yang merintih kesakitan.
Duo Wintel (Intel dan Microsoft) juga merasakan dilema inovasi ini. Duo Wintel ini sempat menjadi jawara dalam dunia PC dan Laptop. Pelan-pelan terjebak dilema inovasi. Mereka terlelap dalam kekuasaan pasar, dan lengah betapa dramatis kecepatan kemajuan era mobile computing.
Kini era PC/Laptop sudah hampir berakhir, diganti era mobile smartphone. Dan hegemoni Microsoft serta Intel kian menjadi tidak relevan dalam era smartphone. Intel dan Microsoft lalu hanya duduk saling bertatapan mata, diam dan termangu. Dalam rasa penyesalan yang pedih dan pahit. Namun dalam bisnis, penyesalan tidak pernah mendapat tempat terhormat.
Pizza Hut terus menerus mengenalkan menu baru setiap enam bulan. Sabun Lifeboy ber-kali-kali melakukan rejuvenasi. Facebook dan Bukalapak juga selalu melakukan evolusi.
Nokia kolaps dihantam Iphone di tahun 2007, padahal produsen iPhone bukan perusahaan telko, namun dari industri komputer. Koran dan majalah mati bukan karena sesama rivalnya, namun karena Facebook dan Social Media (remaja dan anak muda tak lagi kenal koran/majalah kertas. Mereka lebih asyik main Path, IG atau FB. Pelan tapi pasti industri koran dan majalah akan mati).
Televisi seperti RCTI, Trans dan SCTV kelak akan kolaps bukan karena persaingan sesama pemain di industri yang sama, tapi dari makhluk alien bernama YouTube. Di Amerika, jumlah pemirsa televisi di kalangan anak muda dan remaja, menurun drastis. Dan semua lari ke Youtube. Ini juga akan terjadi di Tanah Air.
Industri taksi seperti Blue Bird goyah bukan karena pesaing sesama taksi, namun dari layanan taksi independen berbasis aplikasi. Di banyak negara, banyak perusahaan taksi konvensional mati digilas Uber dan layanan taksi berbasis aplikasi lainnya.
Dan kini produsen Toyota, BMW dan Mercedez Benz takut bukan karena persaingan sesama mereka. Namun, karena kehadiran Tesla, yang entah dari mana tiba-tiba melakukan inovasi radikal dengan produk mobil berbasis elektrik, dengan teknologi mobil tanpa sopir atau otonom (Autopilot Hardware). Mobil seri Tesla3 terjual hingga 300 ribu unit hanya dalam dua hari, padahal unitnya baru dirilis 2018. Jadi indennya dua tahun.
Manusia yang dapat segera beradaptasi dengan perubahan keadaan lingkungannya maka dia akan survive. Jika tidak dapat beradaptasi perubahan maka mereka akan tersingkir dan punah dari lingkungannya. Ide perubahan dan kreatif adalah salah satu wujud syukur. Kuncinya adalah kerendahan hati dan mau belajar dari kelebihan orang lain, jangan pernah meremehkan apapun dan siapapun.(Dari berbagai sumber)
Saya masih ingat ada seorang wartawan media cetak Harian terkemuka nasional, yang kebetulan senior saya di kampus, berkata bahwa era kamera digital hanya sejenak. Bersamaan, produk kamera film ternama Kodak mengatakan bahwa kamera digital hanyalah tren sesaat. Kamera produksi Kodak akan terus bertahan. Kodak terjebak halusinasi dan dilema inovasi yang akut. Akibatnya, ruangan ICU yang pengap menanti raga mereka yang merintih kesakitan.
Duo Wintel (Intel dan Microsoft) juga merasakan dilema inovasi ini. Duo Wintel ini sempat menjadi jawara dalam dunia PC dan Laptop. Pelan-pelan terjebak dilema inovasi. Mereka terlelap dalam kekuasaan pasar, dan lengah betapa dramatis kecepatan kemajuan era mobile computing.
Kini era PC/Laptop sudah hampir berakhir, diganti era mobile smartphone. Dan hegemoni Microsoft serta Intel kian menjadi tidak relevan dalam era smartphone. Intel dan Microsoft lalu hanya duduk saling bertatapan mata, diam dan termangu. Dalam rasa penyesalan yang pedih dan pahit. Namun dalam bisnis, penyesalan tidak pernah mendapat tempat terhormat.
Pizza Hut terus menerus mengenalkan menu baru setiap enam bulan. Sabun Lifeboy ber-kali-kali melakukan rejuvenasi. Facebook dan Bukalapak juga selalu melakukan evolusi.
Nokia kolaps dihantam Iphone di tahun 2007, padahal produsen iPhone bukan perusahaan telko, namun dari industri komputer. Koran dan majalah mati bukan karena sesama rivalnya, namun karena Facebook dan Social Media (remaja dan anak muda tak lagi kenal koran/majalah kertas. Mereka lebih asyik main Path, IG atau FB. Pelan tapi pasti industri koran dan majalah akan mati).
Televisi seperti RCTI, Trans dan SCTV kelak akan kolaps bukan karena persaingan sesama pemain di industri yang sama, tapi dari makhluk alien bernama YouTube. Di Amerika, jumlah pemirsa televisi di kalangan anak muda dan remaja, menurun drastis. Dan semua lari ke Youtube. Ini juga akan terjadi di Tanah Air.
Industri taksi seperti Blue Bird goyah bukan karena pesaing sesama taksi, namun dari layanan taksi independen berbasis aplikasi. Di banyak negara, banyak perusahaan taksi konvensional mati digilas Uber dan layanan taksi berbasis aplikasi lainnya.
Dan kini produsen Toyota, BMW dan Mercedez Benz takut bukan karena persaingan sesama mereka. Namun, karena kehadiran Tesla, yang entah dari mana tiba-tiba melakukan inovasi radikal dengan produk mobil berbasis elektrik, dengan teknologi mobil tanpa sopir atau otonom (Autopilot Hardware). Mobil seri Tesla3 terjual hingga 300 ribu unit hanya dalam dua hari, padahal unitnya baru dirilis 2018. Jadi indennya dua tahun.
Terkait : Media Cetak Disebut ‘Masuk ICU’, Lalu Seperti Apa Masa Depan Media Online?
Manusia yang dapat segera beradaptasi dengan perubahan keadaan lingkungannya maka dia akan survive. Jika tidak dapat beradaptasi perubahan maka mereka akan tersingkir dan punah dari lingkungannya. Ide perubahan dan kreatif adalah salah satu wujud syukur. Kuncinya adalah kerendahan hati dan mau belajar dari kelebihan orang lain, jangan pernah meremehkan apapun dan siapapun.(Dari berbagai sumber)
Kesombongan Media Cetak, Hati-Hati ICU Menanti
Reviewed by Unknown
on
Juli 03, 2017
Rating:
[…] 3 Juli 2017 melalui opini Dody Syahputra, wartawan media daring. Tulisannya berjudul, “Kesombongan Media Cetak, Hati-Hati ICU Menanti” diterbitkan di situs ini, lalu penulis bagikan di media sosial dan mendapat tanggapan dari […]
BalasHapus