Dhuafa Nasibmu Kini, Fabiayyi 'aala'i rabbikuma tukadzibaan.
NerSumbar.Com, Kotobaru, Kab. 50 Kota--Fabiayyi 'aala'i rabbikuma tukadzibaan diulang 31 kali di dalam Surat Ar Rahman. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya' , 7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Ditengah hiruk pikuk keadaan bangsa, baik secara politik, ekonomi, infrasturktur, sosial budaya. Dikala para konglomerat dan kaum menengah ke atas sibuk dengan membangun dan menumpuk kekayaan, dengan berbagai kepentingan mereka. Tampak tumbuh menjamur masalah sosial kemanusiaan, kaum fakir miskin, anak yatim, kaum telantar yang kerap diperhalus bahasanya menjadi dhuafa. Dari pengamatan di lapangan, seperti di pusat pasar dan kunjungan ke rumah dan kantor-kantor, kaum pemulung dan pengemis bukannya berkurang, tapi meningkat. Bangsa Indonesia tetap mengedepankan berbagai bantuan untuk para dhuafa ini, baik dalam pendidikan dan peningkatan kesejahteraan.
Diawali dengan melihat foto Monalisa Irfendi Arbi bersama Muspida Kec. Payakumbuh, saat mengantarkan bantuan kepada Pak Sa'i Dt. Majo nan Kuniang (92) di Jorong Tabek Panjang (04/07). Hal ini membuat para pemerhati dhuafa' terketuk untuk ikut bersama meringankan beban mereka.
Ditemani, Walinagari Kotobaru Simalanggang yang kita jumpai di kantornya (05/07), kami mencoba menelusuri rumah Bapak Sa'i Dt. Majo nan Kuniang persukuan Simabur. Pak Sa'i sekarang tinggal bersama anaknya Anih, keluarga Sa'i punah. Dulu Pak Sa'i bertugas sebagai gharim di Mesjid Istiqamah Tobek Panjang. Buya Djalinus (alm) adalah adik kandung Sa'i, telah meninggal dunia sekitar 8 tahun lalu. Istri pak Sa'i adalah Rabai, dan mereka bercerai, dengan beranak seorang putra kerap disapa Mayanis kerap disapa Anih. Dan kita tidak akan mengkaji keluarga lebih lanjut.
Melihat rumah Pak Sa'i yang terbuat dari papan dan berlantai tanah, kondisi dalam rumah yang agak kumal dan bau. Maklum Pak Sa'i sejak kaki kirinya patah, Pak Sa'i terpaksa menghuni kasur beralas terpal bantuan Kementerian Sosial. Memakai baju yang mulai lusuh. terkait makan selama ini, Pak Sa'i di tanakkan oleh putranya disebuah dapur yang juga kurang tepat, terkadang dibelikan nasi oleh warga peduli. Terkait buang air dan BAB, Anih begitu setia menampung kotoran bapaknya. walau derita diusia senjanya, Sa'i tidak lupa shalat 5 waktu. Rumah Sa'i tidak layak huni. Dokter H. Edison begitu giat menanggung pengobatan dengan mengunjungi Sa'i, maklum rumah dr. Edison tidak jauh dari rumah Sa'i. Penerangan berupa satu buah lampu ditanggung nagari.
"Good day Sir, how are you, ucapku, dengan mulut yang tidak lagi bergigi dan parau, Sa'i menjawab, I am sick at old now. Kita terfana seketika mendengar jawaban Pak Sa'i. Bahagianya kami ketika mendengar tawa kecilnya, saat kita candai.
Saat kita tanya shalat, Pak Sa'i menjawab, lai sambayang lolok jo tiamum (tayamum untuk shalat tidur) bia nan di ateh nan manilai (biar Allah yang menilai). Alhamdulillah, ucapku dalam hati. Sa'i juga kenal dekat dengan mantan Bupati alis Marajo, Sa'i saat ini mengkonsumsi roti lunak, nasi lunak. Kita juga mengingatkan Anih, yang menunggui anaknya ditemani rokok, agar berhati-hati, karena ada tikar santai kapuk yang dipakai Anih menunggui ayahnya.
Menurut keterang tetangga yang tidak mau disebutkan, Pak sa'i sudah hidup pada masa penjajahan Jepang ini, menguasai 5 bahasa (bahasa Belanda, Jepang, Indonesia, Inggris dan dialeg daerah).
Kami meninggalkan bantuan ala kadarnya, karena di rumah Pak Sa'i, kita sudah melihat berbagai bantuan sudah tertata, berupa beras, makanan kaleng, air kemasan. Saat ini Pak Sa'i butuh bantuan perumahan yang layak, pengobatan dan pakaian yang layak.
Ditempat terpisah, kami bersama Walinagarai Purwanto kembali menelusuri sebuah rumah milik Nurhayati Melayu seorang guru mengaji di seputaran Surau Torok Tobiang Namang Tobek Panjang Kotobaru Simalanggang. Di rumah ini kami menemui Syafri Yandi (40). Yandi putra kedua Nurhayati dengan suami keduanya Jufri (alm-2007). Suami pertama Nurhayati adalah imam Yusuf dari Parumpuang.
Entah apa nama penyakit Yandi secara medis, Yandi juga mengalami penyakit Tuli. Penyakit Yandi membuatnya tidak bisa duduk, Yandi dibantu dengan 2 buah tongkat penopang tubuhnya. Adik Yandi saat ini bertugas sebagai personil pasukan kuning di Pemko Payakumbuh.
"Kalau tidur, Yandi rebahkan sebatang tubuhnya langsung ditempat tidur, difan yang dibuat khusus," terang Nurhayati.
Menurut Nurhayati, "Kami telah berusaha melakukan pengobatan Yandi, baik secara medis di Puskesmas, urut maupun pengobatan tradisonal kampung, bahkan pengobatan Yandi sudah sampai di Lubuak Aluang. Dan kami juga telah memiliki BPJS, kami juga pernah mengusulkan bantuan kepada Dinas Sosial, namun hingga kini, belum ada kabarnya,' ucap Nurhayati didepan Walinagari
Walinagari Koto Baru Simalanggang Purwanto mengucapkan terima kasih atas kunjungan kita ini. "Selama ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk dapat lebih dekat dengan kehidupan masyrakat, namun kami memiliki keterbatasan, kita akan terus berkoordinasi, termasuk dengan para donatur," ucap Buya Purwanto.
Ditengah hiruk pikuk keadaan bangsa, baik secara politik, ekonomi, infrasturktur, sosial budaya. Dikala para konglomerat dan kaum menengah ke atas sibuk dengan membangun dan menumpuk kekayaan, dengan berbagai kepentingan mereka. Tampak tumbuh menjamur masalah sosial kemanusiaan, kaum fakir miskin, anak yatim, kaum telantar yang kerap diperhalus bahasanya menjadi dhuafa. Dari pengamatan di lapangan, seperti di pusat pasar dan kunjungan ke rumah dan kantor-kantor, kaum pemulung dan pengemis bukannya berkurang, tapi meningkat. Bangsa Indonesia tetap mengedepankan berbagai bantuan untuk para dhuafa ini, baik dalam pendidikan dan peningkatan kesejahteraan.
Diawali dengan melihat foto Monalisa Irfendi Arbi bersama Muspida Kec. Payakumbuh, saat mengantarkan bantuan kepada Pak Sa'i Dt. Majo nan Kuniang (92) di Jorong Tabek Panjang (04/07). Hal ini membuat para pemerhati dhuafa' terketuk untuk ikut bersama meringankan beban mereka.
Ditemani, Walinagari Kotobaru Simalanggang yang kita jumpai di kantornya (05/07), kami mencoba menelusuri rumah Bapak Sa'i Dt. Majo nan Kuniang persukuan Simabur. Pak Sa'i sekarang tinggal bersama anaknya Anih, keluarga Sa'i punah. Dulu Pak Sa'i bertugas sebagai gharim di Mesjid Istiqamah Tobek Panjang. Buya Djalinus (alm) adalah adik kandung Sa'i, telah meninggal dunia sekitar 8 tahun lalu. Istri pak Sa'i adalah Rabai, dan mereka bercerai, dengan beranak seorang putra kerap disapa Mayanis kerap disapa Anih. Dan kita tidak akan mengkaji keluarga lebih lanjut.
Melihat rumah Pak Sa'i yang terbuat dari papan dan berlantai tanah, kondisi dalam rumah yang agak kumal dan bau. Maklum Pak Sa'i sejak kaki kirinya patah, Pak Sa'i terpaksa menghuni kasur beralas terpal bantuan Kementerian Sosial. Memakai baju yang mulai lusuh. terkait makan selama ini, Pak Sa'i di tanakkan oleh putranya disebuah dapur yang juga kurang tepat, terkadang dibelikan nasi oleh warga peduli. Terkait buang air dan BAB, Anih begitu setia menampung kotoran bapaknya. walau derita diusia senjanya, Sa'i tidak lupa shalat 5 waktu. Rumah Sa'i tidak layak huni. Dokter H. Edison begitu giat menanggung pengobatan dengan mengunjungi Sa'i, maklum rumah dr. Edison tidak jauh dari rumah Sa'i. Penerangan berupa satu buah lampu ditanggung nagari.
"Good day Sir, how are you, ucapku, dengan mulut yang tidak lagi bergigi dan parau, Sa'i menjawab, I am sick at old now. Kita terfana seketika mendengar jawaban Pak Sa'i. Bahagianya kami ketika mendengar tawa kecilnya, saat kita candai.
Saat kita tanya shalat, Pak Sa'i menjawab, lai sambayang lolok jo tiamum (tayamum untuk shalat tidur) bia nan di ateh nan manilai (biar Allah yang menilai). Alhamdulillah, ucapku dalam hati. Sa'i juga kenal dekat dengan mantan Bupati alis Marajo, Sa'i saat ini mengkonsumsi roti lunak, nasi lunak. Kita juga mengingatkan Anih, yang menunggui anaknya ditemani rokok, agar berhati-hati, karena ada tikar santai kapuk yang dipakai Anih menunggui ayahnya.
Menurut keterang tetangga yang tidak mau disebutkan, Pak sa'i sudah hidup pada masa penjajahan Jepang ini, menguasai 5 bahasa (bahasa Belanda, Jepang, Indonesia, Inggris dan dialeg daerah).
Kami meninggalkan bantuan ala kadarnya, karena di rumah Pak Sa'i, kita sudah melihat berbagai bantuan sudah tertata, berupa beras, makanan kaleng, air kemasan. Saat ini Pak Sa'i butuh bantuan perumahan yang layak, pengobatan dan pakaian yang layak.
Ditempat terpisah, kami bersama Walinagarai Purwanto kembali menelusuri sebuah rumah milik Nurhayati Melayu seorang guru mengaji di seputaran Surau Torok Tobiang Namang Tobek Panjang Kotobaru Simalanggang. Di rumah ini kami menemui Syafri Yandi (40). Yandi putra kedua Nurhayati dengan suami keduanya Jufri (alm-2007). Suami pertama Nurhayati adalah imam Yusuf dari Parumpuang.
Entah apa nama penyakit Yandi secara medis, Yandi juga mengalami penyakit Tuli. Penyakit Yandi membuatnya tidak bisa duduk, Yandi dibantu dengan 2 buah tongkat penopang tubuhnya. Adik Yandi saat ini bertugas sebagai personil pasukan kuning di Pemko Payakumbuh.
"Kalau tidur, Yandi rebahkan sebatang tubuhnya langsung ditempat tidur, difan yang dibuat khusus," terang Nurhayati.
Menurut Nurhayati, "Kami telah berusaha melakukan pengobatan Yandi, baik secara medis di Puskesmas, urut maupun pengobatan tradisonal kampung, bahkan pengobatan Yandi sudah sampai di Lubuak Aluang. Dan kami juga telah memiliki BPJS, kami juga pernah mengusulkan bantuan kepada Dinas Sosial, namun hingga kini, belum ada kabarnya,' ucap Nurhayati didepan Walinagari
Walinagari Koto Baru Simalanggang Purwanto mengucapkan terima kasih atas kunjungan kita ini. "Selama ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk dapat lebih dekat dengan kehidupan masyrakat, namun kami memiliki keterbatasan, kita akan terus berkoordinasi, termasuk dengan para donatur," ucap Buya Purwanto.
Dhuafa Nasibmu Kini, Fabiayyi 'aala'i rabbikuma tukadzibaan.
Reviewed by Unknown
on
Juli 05, 2017
Rating:
The casino with roulette machines | Vannienailor4166 Blog
BalasHapusCasino roulette game is one of the most popular casino games communitykhabar in Malaysia. It https://access777.com/ offers the latest games https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ with worrione the nba매니아 best odds, with big payouts and easy