Tampak di Drama Kolosal, Sejarah Jembatan Ratapan Ibu masih Kelabu
NerSumbar.Com, Payakumbuh–Dari spanduk yang diarak anggota TNI bertuliskan “Tanggungjawab kita semua untuk menghargai sejarah, mencari kejelasan terjadinya peristiwa tragis di Jembatan Ratapan Ibuh”.
Dalam penampilan drama kolosal setelah pelaksanaan upacara HUT RI ke 72 di Lapangan Kubu gadang (17/08), yang dikoordinir langsung Danramil Kecamatan Luak, Haryadi, bersama 1000 siswa SD, SLTP dan mahasiswa. Drama kolosal ini juga melibatkan Korsit, FKPP dan PPM (17/08).
Tampak kolonial Belanda begitu kejamnya membunuh, membakar dan membantai para pejuang Payakumbuh, termasuk para anak-anak. Kebahagian warga Payakumbuh diusik tampa kemanusian oleh penjajah. Perlawanan terjadi disana – sini, demi melawan Belanda. Adanya centeng Belanda yang berasal dari warga Payakumbuh sendiri, membuat Belanda dengan mudah hancurkan perlawanan para pejuang. Di kisahkan dala drama kolosal ini, para ibu-ibu menunjuk tiada henti dan memberikan penghormatan ke arah Jembatan Batang Agam ini. Inikah sejarahnya, sehingga Jembatan ini dinamai Jembatan Ratapan Ibuh ?.
Walikota Payakumbuh, Ketua DPRD, Forkopimda, TNI, Polri, veteran keluarga besar Paskibra, intinya peserta upacara terharu, bahkan ada yang menagis saat menyaksikan drama kolosal ini, terutama para veteran.
Tugas kita bersama untuk saling mencari pasti kapan kejadia tragis ini terjadi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. pahlawan yang rela mati bersimbah darah. Kini tugas kita melanjutkan perjuangan mereka untuk mengisi pembangunan dengan hal yang baik untuk kesejahteraan lahir dan bathin.
Dalam penampilan drama kolosal setelah pelaksanaan upacara HUT RI ke 72 di Lapangan Kubu gadang (17/08), yang dikoordinir langsung Danramil Kecamatan Luak, Haryadi, bersama 1000 siswa SD, SLTP dan mahasiswa. Drama kolosal ini juga melibatkan Korsit, FKPP dan PPM (17/08).
Tampak kolonial Belanda begitu kejamnya membunuh, membakar dan membantai para pejuang Payakumbuh, termasuk para anak-anak. Kebahagian warga Payakumbuh diusik tampa kemanusian oleh penjajah. Perlawanan terjadi disana – sini, demi melawan Belanda. Adanya centeng Belanda yang berasal dari warga Payakumbuh sendiri, membuat Belanda dengan mudah hancurkan perlawanan para pejuang. Di kisahkan dala drama kolosal ini, para ibu-ibu menunjuk tiada henti dan memberikan penghormatan ke arah Jembatan Batang Agam ini. Inikah sejarahnya, sehingga Jembatan ini dinamai Jembatan Ratapan Ibuh ?.
Walikota Payakumbuh, Ketua DPRD, Forkopimda, TNI, Polri, veteran keluarga besar Paskibra, intinya peserta upacara terharu, bahkan ada yang menagis saat menyaksikan drama kolosal ini, terutama para veteran.
Tugas kita bersama untuk saling mencari pasti kapan kejadia tragis ini terjadi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. pahlawan yang rela mati bersimbah darah. Kini tugas kita melanjutkan perjuangan mereka untuk mengisi pembangunan dengan hal yang baik untuk kesejahteraan lahir dan bathin.
Tampak di Drama Kolosal, Sejarah Jembatan Ratapan Ibu masih Kelabu
Reviewed by Unknown
on
Agustus 19, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: