Top Ad unit 728 × 90


Breaking News

random
[Payakumbuh][slide][FFFF00]

Kekhawatiran Warga Dibalik Bencana Air Bah Batang Mangkisi Petani Cemaskan Sumber Air Sawah, Pelajar Cemaskan Buku

NerSumbar.Com, Kab. 50 Kota--Peristiwa bencana alam, banjir longsor hingga terjangan angin kencang dan air bah memang bukan hal baru di Limapuluh Kota. Kali ini warga di Nagari Balaipanjang dan Batupayuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban dikejutkan bencana yang datang tiba-tiba ditengah malam buta.

Deruman keras suara aliran sungai, Batang  Mangkisi disusul air yang mulai masuk hingga kekamar tidur, memaksa warga harus terjaga, Kamis(24/8) dini hari sekitar pukul 01.15 WIB.

Arus deras air keruh bercampur lumpur, mendobrak pintu membuat cemas warga. Sayang tak ada yang bisa diperbuat, hanya bertahan dan berharap hujan mereda dan banjir surut.

"Suaro aie ditambah suaro hujan membuat kami cameh, jangan-jangan beko aie batambah tinggi, arusnyo kancang pulo,"kisah, Anismar, salah seorang warga saat menceritakan peristiwa bencana alam yang menimpa
kampungnya, Kamis(24/8) pagi.

Ibu lima orang anak ini, mengisahkan ketika terbangun anak-anaknya juga ikut terbangun karena air sudah masuk kekamar tidur mereka juga. Air bercampur lumpur itu mulai  meninggi hingga sebetis orang dewasa.

"Beruntun sesaat setelah air masuk kerumah, hujan  mereda. Tak lama kemudian mulai menyusut. Namun pintu dapur saya yang terbuat dari kayu yang sudah mulai lapuk, sudah rusak diterjang air."ucap Ibu ini.

Perlahan air mulai surut, dan mulai berjalan keluar rumah untuk melihat kondisi rumah tetangga yang lain. Ternyata tidak jauh berbeda, semua merasakan hal yang sama.

"Kandang sapi saya ikut rubuh, sehingga saya berupaya melepaskan ikatannya dan memindahkan sapi keluar kandang. Sejak kejadian semalam, kami hanya tidur sesaat saja menjelang pagi dan mulai membersihkan
rumah,"kisahnya.

Tidak jauh berbeda dengan yang dialami, Suwirman, 39, ayah dua orang anak yang kebetulan saat itu tinggal berdua bersama anaknya dirumah. Rumah  semi permanen yang terbuat dari kayu miliknya, mulai miring.

Lumpur setebal 15 centimeter menyelimuti lantai rumahnya, bekas ketinggian air terlihat jelas pada seprei alas tempat tidurnya."Lihatlah  rumah kami yang mulai miring ini,"sebutnya.

Tidak hanya rumah yang dicemaskan, laki-laki berprofesi sebagai petani ini. Jauh kedepan pikirannya melayang mengngiat kebutuhan pengairan sawahnya. Sebab irigasi untuk pengairan hancur di hanyutkan air bah.

"Bisuak ko baa ka maulah sawah le ko, irigasi rusak dihondoh banjir ko,"ungkap Suwirman yang biasa disapa ujang ini berharap pembenahan segera jadi perhatian pemerintah.

Lain lagi dengan harapan yang disampaikan, Nita, 30, salah seorang ibu rumah tangga yang mencemaskan persedian air untuk mandi dan mencuci pakaian, "Saya punya anak kecil, jika dalam beberapa hari kedepan tidak
ada air mengalir, tentu akan sulit buat kami,"keluhnya.

[caption id="attachment_3017" align="aligncenter" width="448"] Situasi Pasca Banjir di SDN 3 Balai Panjang[/caption]

Sementara, siswa SDN 03 Nagari Balaipanjang,  Lezi Rahmadani, 11, bersama teman-temannya mencemaskan buku-buku pelajaran mereka yang telah berlumur lumpur.

"Bagaimana buku kami pak, kami ingin segera belajar kembali. Mudah-mudahan sekolah segera bisa dibersihkan agar kami bisa sekolah lagi,"sebutnya saat dipancing bercerita.

Berdasarkan informasi Camat Lareh Sago Halaban, Elfi Zein, kerusakan irigasi terjadi di tiga titik untuk mengairi sekitar 300 hektar sawah warga.  Kemudian juga terjadi  kerusakan jaringan tiga sumber air bersih untuk tiga jorong.

Iskandar, salah seorang warga lainnya berharap agar normalisasi Batang Mangkisi menjadi prioritas. Sebab menurutnya, aliran sungai dengan belokan, kerap kali  menyebakan meluapnya sungai.

"Sepertinya belokan aliran sungai jadi penyebab, air tidak tertampung alirannya. Sehingga perlu normalisasinya, agar tidak lagi terjadi banjir,"sebut Iskandar.

Memang bukan yang pertama kali, namun kondisi  kali ini menjadi yang terparah sejak 5 tahun terakhir. Tahun 2013 dulu juga pernah terjadi banjir, tapi tidak separah ini."Kita berharap dicari penyebabnya dan diantisipasi segera, agar tidak kembali terulang,"harapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan, Wakil Ketua DPRD Limapuluh Kota, Sastri Andiko Datuak Putiah bersama anggota DPRD, Wirman Datuak Pangeran. Kedua orang wakil  rakyat asal Lareh Sago Halaban ini berharap, penanganan intensif dan upaya antisipasi  bencana mendatang dioptimalkan.(Arfidel Ilham)
Kekhawatiran Warga Dibalik Bencana Air Bah Batang Mangkisi Petani Cemaskan Sumber Air Sawah, Pelajar Cemaskan Buku Reviewed by Unknown on Agustus 24, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by NerSumbar.Com © 2017 - 2018
Supported By Medianers, Designed by Sweetheme

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.