PONPES IBNUL QOYYIM, BEGINI NASIBNYA SEKARANG
NerSumbar.Com, Payakumbuh--. Ponpes Ibnul Qoyyim merupakan aset Kota Payakumbuh karena Ibnul Qoyyim satu-satunya ponpes Salafiyah identik kitab kuning dengan sistem belajar halaqah dan dipondokkan. Dari pengamatan kita, laju kembang Ponpes Ibnul Qoyyim sangat membutuhkan ulur tangan pemerintah.
Ibnul Qoyyim yang terletak di Kelurahan Tanah Mati Kec. Payakumbuh Barat telah beropersional sejak tahun 2012 sesuai dengan SK Nomor : Kd.03.14/5/PP.00.7/298/2012 tanggal 14 Agustus 2012 yang dikeluarkan kepala kankemenag saat itu H. Bustari ( sekarang sebagai Kabag TU dengan Nomor Statistik 5103137600006 dari Kemenag RI, dengan ketua yayasan M. Elvi Syam Lc dan Pimpinan Ponpes Herimanto, SE
Kunjungan kita untuk yang kedua kalinya di Ponpes ini dalam rangka sosialisasi safeguarding Program Indonesia Pintar (PIP) dan BOS Pondok Pesantren Salafiyah yang digelar Kasi Seksi Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren, Safrizal bersama stafnya (10/06). Dalam 2 sosialisasi yang yang digelar satu hari ditempat yang sama ini, diikuti oleh 46 walisantri Ponpes Ibnul Qoyyim. Dalam sosialisasi ini menghadirkan narasumber kepala kankemenag, Kasubbag TU dan Kasi PD Ponpes, semua narasumber terkait dengan pencairan dana PIP dan BOS ponpes Salafiyah.
Secara kelembagaan, kepala kankemenag Asra Faber menyampaikan apresiasi terhadap pengurus dan pengelola ponpes, begitu gigih menegakkan syariat islam melalui jalur pendidikan pondok salafiyah.
"Perbedaan fitrah dan bervariasinya mata pencaharian, membuat pemerintah dan penyelenggara pendidikan mesti bijaksana. Program PIP dan BOS menurut Asra Faber merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan sebagai wadah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah tak lagi memandang, sekolah swasta dan negeri. Intinya, disana diselenggarakan pendidikan yang mencerdaskan secara formal dan non formal. Untuk menunjang siswa program Nawacita Kabinet Indonesia Bersatu," papar Asra Faber.
Secara teknis pencairan dana PIP disampaikan oleh Kasi PD Ponpes Safrizal. Sebagai pejabat baru yang menempati jabatan yang mengelola pendidikan diniyah dan ponpes, Safrizal mengawali sosialisasi ini dengan ta'aruf. Safrizal juga menerangkan tata cara pendirian sebuah ponpes.
"Kita akan salurkan dana PIP dan BOS Ponpes Salafiyah Ibnul Qoyyim dari anggaran 2017. Untuk PIP, sebanyak 155 santri Ula akan mendapat RP 450,000 / tahun dan 20 santri Wustha akan mendapat Rp. 750,000 / tahun, yang langsung akan disalurkan ke rekening santri ybs. Sedangkan dana BOS ponpes salafiyah, untuk tingkat Ula mendapatkan Rp. 800,000 / tahun dan santri Wustha mendapat Rp. 1,000,000 / tahun, yang akan didistribusikan kepada rekening ponpes. Dana tersebut akan cair apabila, seluruh syarat administrasi terpenuhi, seperti Kartu KPS dan PKH berdasarkan daya BPS tahun 2014, termasuk usulan ponpes. Walaupun dana alokasi yang tersedia dalam DIPA tahun 2017, hanya untuk Ula sebanyak 76 santri dan untuk Wustha sebanyak 9 santri. Atas kesepakatan dalam raker jajaran Pendis di Bukittinggi, Kanwil akan berusaha menagabulkan penuh," ungkap Safrizal
Kasubbag TU Mustafa dalam sosialisasi ini memaparkan, "untuk menghindari masalah pencairan dana PIP dan BOS ponpes salafiyah diperlukan sinkronisasi data antara penerima dengan data e-MIS. Karena saat ini pemerintah akan melakukan pengambilan kebijakan di bidang pendidikan berdasarkan data tersebut," jelasnya.
Pelaksanaan silaturrahmi sekaligus mensosialisasikan 2 program pemerintah ini, diwarnai tanya jawab antara peserta dengan narasumber.
Ditempat terpisah, Pimpinan ponpes Ibnul Qoyyim Hermanto menyampaikan apresiasi dan harapan kepada kepala kankemenag dan narasumber.
"Kami sangat bahagia ponpes ini mendapat perhatian pemerintah. Dipandang dari sejarah pendirian ponpes ini, kami dari pengurus berusaha gigih untuk menumbuhkan salafiyah di Payakumbuh. Ibnul Qoyyim berdiri diatas tanah persawahan yang dibeli dari Ibu Mursinah, yang mana dana untuk pendirian yayasan ini berasaal dari sumbangan donatur WNI yang ada di Australia sebanyak 40 juta, juga mantan MenkumHam Patrialis Akbar juga sumbangkan 33 juta. Dana tersebut kita cari melalui pengajian-pengajian, sehingga banyak donatur yang tertarik. Tahap awal setelah tanah kita beli, kita belajar di lantai 2 Mesjid Baiturrahman dengan santri 12 orang, dan bertambah menjadi 16 santri. Secara bertahap kita angsur bangun lokal 2 buah dengan bahan dasar papan seperti yang terlihat. Untuk itu kami sangat mengharapkan uluran tangan semua pihak. Tahun anggaran 2016, bantuan untuk Ibnul Qoyyim disaving pemerintah. Semoga tahun anggaran 2017 ini bisa terealisasikan, setidaknya tahun depan. Kondisi ponpes kita bisa dilihat langsung di Payakumbuh, terima kasih," ungkapnya.ul
Ibnul Qoyyim yang terletak di Kelurahan Tanah Mati Kec. Payakumbuh Barat telah beropersional sejak tahun 2012 sesuai dengan SK Nomor : Kd.03.14/5/PP.00.7/298/2012 tanggal 14 Agustus 2012 yang dikeluarkan kepala kankemenag saat itu H. Bustari ( sekarang sebagai Kabag TU dengan Nomor Statistik 5103137600006 dari Kemenag RI, dengan ketua yayasan M. Elvi Syam Lc dan Pimpinan Ponpes Herimanto, SE
Kunjungan kita untuk yang kedua kalinya di Ponpes ini dalam rangka sosialisasi safeguarding Program Indonesia Pintar (PIP) dan BOS Pondok Pesantren Salafiyah yang digelar Kasi Seksi Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren, Safrizal bersama stafnya (10/06). Dalam 2 sosialisasi yang yang digelar satu hari ditempat yang sama ini, diikuti oleh 46 walisantri Ponpes Ibnul Qoyyim. Dalam sosialisasi ini menghadirkan narasumber kepala kankemenag, Kasubbag TU dan Kasi PD Ponpes, semua narasumber terkait dengan pencairan dana PIP dan BOS ponpes Salafiyah.
Secara kelembagaan, kepala kankemenag Asra Faber menyampaikan apresiasi terhadap pengurus dan pengelola ponpes, begitu gigih menegakkan syariat islam melalui jalur pendidikan pondok salafiyah.
"Perbedaan fitrah dan bervariasinya mata pencaharian, membuat pemerintah dan penyelenggara pendidikan mesti bijaksana. Program PIP dan BOS menurut Asra Faber merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan sebagai wadah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah tak lagi memandang, sekolah swasta dan negeri. Intinya, disana diselenggarakan pendidikan yang mencerdaskan secara formal dan non formal. Untuk menunjang siswa program Nawacita Kabinet Indonesia Bersatu," papar Asra Faber.
Secara teknis pencairan dana PIP disampaikan oleh Kasi PD Ponpes Safrizal. Sebagai pejabat baru yang menempati jabatan yang mengelola pendidikan diniyah dan ponpes, Safrizal mengawali sosialisasi ini dengan ta'aruf. Safrizal juga menerangkan tata cara pendirian sebuah ponpes.
"Kita akan salurkan dana PIP dan BOS Ponpes Salafiyah Ibnul Qoyyim dari anggaran 2017. Untuk PIP, sebanyak 155 santri Ula akan mendapat RP 450,000 / tahun dan 20 santri Wustha akan mendapat Rp. 750,000 / tahun, yang langsung akan disalurkan ke rekening santri ybs. Sedangkan dana BOS ponpes salafiyah, untuk tingkat Ula mendapatkan Rp. 800,000 / tahun dan santri Wustha mendapat Rp. 1,000,000 / tahun, yang akan didistribusikan kepada rekening ponpes. Dana tersebut akan cair apabila, seluruh syarat administrasi terpenuhi, seperti Kartu KPS dan PKH berdasarkan daya BPS tahun 2014, termasuk usulan ponpes. Walaupun dana alokasi yang tersedia dalam DIPA tahun 2017, hanya untuk Ula sebanyak 76 santri dan untuk Wustha sebanyak 9 santri. Atas kesepakatan dalam raker jajaran Pendis di Bukittinggi, Kanwil akan berusaha menagabulkan penuh," ungkap Safrizal
Kasubbag TU Mustafa dalam sosialisasi ini memaparkan, "untuk menghindari masalah pencairan dana PIP dan BOS ponpes salafiyah diperlukan sinkronisasi data antara penerima dengan data e-MIS. Karena saat ini pemerintah akan melakukan pengambilan kebijakan di bidang pendidikan berdasarkan data tersebut," jelasnya.
Pelaksanaan silaturrahmi sekaligus mensosialisasikan 2 program pemerintah ini, diwarnai tanya jawab antara peserta dengan narasumber.
Ditempat terpisah, Pimpinan ponpes Ibnul Qoyyim Hermanto menyampaikan apresiasi dan harapan kepada kepala kankemenag dan narasumber.
"Kami sangat bahagia ponpes ini mendapat perhatian pemerintah. Dipandang dari sejarah pendirian ponpes ini, kami dari pengurus berusaha gigih untuk menumbuhkan salafiyah di Payakumbuh. Ibnul Qoyyim berdiri diatas tanah persawahan yang dibeli dari Ibu Mursinah, yang mana dana untuk pendirian yayasan ini berasaal dari sumbangan donatur WNI yang ada di Australia sebanyak 40 juta, juga mantan MenkumHam Patrialis Akbar juga sumbangkan 33 juta. Dana tersebut kita cari melalui pengajian-pengajian, sehingga banyak donatur yang tertarik. Tahap awal setelah tanah kita beli, kita belajar di lantai 2 Mesjid Baiturrahman dengan santri 12 orang, dan bertambah menjadi 16 santri. Secara bertahap kita angsur bangun lokal 2 buah dengan bahan dasar papan seperti yang terlihat. Untuk itu kami sangat mengharapkan uluran tangan semua pihak. Tahun anggaran 2016, bantuan untuk Ibnul Qoyyim disaving pemerintah. Semoga tahun anggaran 2017 ini bisa terealisasikan, setidaknya tahun depan. Kondisi ponpes kita bisa dilihat langsung di Payakumbuh, terima kasih," ungkapnya.ul
PONPES IBNUL QOYYIM, BEGINI NASIBNYA SEKARANG
Reviewed by Unknown
on
Juni 10, 2017
Rating:

Tidak ada komentar: