"Potang Balimau" Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga Pangkalan
NerSumbar.Com, Pangkalan - Kab. 50 Kota--Bersilaturrahim secara masal dalam Tradisi Potang Balimau di Pangkalan Kab. Limopuluah Kota.
Potang Balimau merupakan Budaya yang Indah menjelang bulan suci Ramadhan yang perlu untuk dilestarikan, merupakan warisan nenek moyang yang secara turun temurun sampai saat ini masih dilestarikan bagi masyarakat kenagarian Pangkalan
Potang Balimau merupakan simbol nagari Pangkalan , yang tujuannya untuk mengembangkan budaya lokal dan melestarikan budaya atau tradisi yang telah diwarisi oleh nenek moyang kita yang terdahulu disamping itu dalam menyambut datangnya bulan ramadhan disitulah waktu yang tepat bagi para masyarakat, baik yang berada dinagari dan juga dirantaupun merasa terpanggil untuk pulang kampung guna untuk menjenguk keluarga yang dikampung untuk mempererat tali sillaturrahim mereka dalam menjalin hubungan ukhuwah islamiyah dengan keluarga yang ada dikampung”.
Menurut Cerita dari beberapa sumber tokoh-tokoh masyarakat yang ada dikenagarian Pangkalan yang dihimpun oleh Tim Publikasi dan Dokumentasi mengenai acara Potang Balimau yang tiap tahun selalu diadakan, sejarah Potang Balimau sebenarnya sangat indah sekali kalau kita simak ini merupakan suatu budaya atau tradisi bagi masyarakat Pangkalan yang satu-satunya berada di Kabupaten Limapuluh Kota.
Konon cerita seperti yang disampaikan Arfel Muhktar, 58 tahun seorang cerdik pandai dan juga alim ulama Pangkalan tempo hari mengatakan: “dari dahulu kalanya memang kehidupan masyarakat pangkalan sangat suka untuk berdagang atau berniaga yang waktu itu masih melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu, sekitar tahun 1800-an para saudagar Pangkalan yang kembali dari Sambas Kalimantan habis berdagang membawa 2 buah mimbar masjid melewati sungai siak, Riau yang satu buahnya untuk masjid Raya Pangkalan saat ini, ketika itu bertepatan menjelang bulan suci ramadhan masyarakat yang sedang membangun sebuah masjid sangat gembira sekali menanti kedatangan mimbar yang dibelikan oleh para pedagang-pedagang pangkalan yang telah pulang dari perniagaannya dari Kalimantan, maka berbondong-bondonglah masyarakat menunggu kedatangan mimbar tersebut ditepian sungai masjid Raya Pangkalan yang waktu itu masih masjid lama yang berada di dekat muaro (sebutan kampung kecilnya) dan yang satu lagi untuk masjid Raya yang ada di Pasar Bawah Pekanbaru, Riau yang kebanyakan warga masyarakat pangkalan merantau ke Pekanbaru, Riau waktu itu, mimbar yang di kirim dari pangkalan melalui sungai melewati nagari Taratak Buluah saat itu merupakan sebuah penghormatan pemberian hadiah bagi Raja Siak waktu itu, ucapnya.
Ditambahkannya, sehingga acara “potang balimau” ini yang identik dengan sampan hias berbentuk mimbar masjid ini dijadikan sebuah acara adat yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan juga dalam menjalin tali persatuan dan kesatuan masyarakat, Alhamdulillah sampai saat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat pangkalan setiap memasuki bulan suci ramadhan” papar Arfel Muchtar (tokoh masyarakat, dan ulama pangkalan).ref/ul
Potang Balimau merupakan Budaya yang Indah menjelang bulan suci Ramadhan yang perlu untuk dilestarikan, merupakan warisan nenek moyang yang secara turun temurun sampai saat ini masih dilestarikan bagi masyarakat kenagarian Pangkalan
Potang Balimau merupakan simbol nagari Pangkalan , yang tujuannya untuk mengembangkan budaya lokal dan melestarikan budaya atau tradisi yang telah diwarisi oleh nenek moyang kita yang terdahulu disamping itu dalam menyambut datangnya bulan ramadhan disitulah waktu yang tepat bagi para masyarakat, baik yang berada dinagari dan juga dirantaupun merasa terpanggil untuk pulang kampung guna untuk menjenguk keluarga yang dikampung untuk mempererat tali sillaturrahim mereka dalam menjalin hubungan ukhuwah islamiyah dengan keluarga yang ada dikampung”.
Menurut Cerita dari beberapa sumber tokoh-tokoh masyarakat yang ada dikenagarian Pangkalan yang dihimpun oleh Tim Publikasi dan Dokumentasi mengenai acara Potang Balimau yang tiap tahun selalu diadakan, sejarah Potang Balimau sebenarnya sangat indah sekali kalau kita simak ini merupakan suatu budaya atau tradisi bagi masyarakat Pangkalan yang satu-satunya berada di Kabupaten Limapuluh Kota.
Konon cerita seperti yang disampaikan Arfel Muhktar, 58 tahun seorang cerdik pandai dan juga alim ulama Pangkalan tempo hari mengatakan: “dari dahulu kalanya memang kehidupan masyarakat pangkalan sangat suka untuk berdagang atau berniaga yang waktu itu masih melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu, sekitar tahun 1800-an para saudagar Pangkalan yang kembali dari Sambas Kalimantan habis berdagang membawa 2 buah mimbar masjid melewati sungai siak, Riau yang satu buahnya untuk masjid Raya Pangkalan saat ini, ketika itu bertepatan menjelang bulan suci ramadhan masyarakat yang sedang membangun sebuah masjid sangat gembira sekali menanti kedatangan mimbar yang dibelikan oleh para pedagang-pedagang pangkalan yang telah pulang dari perniagaannya dari Kalimantan, maka berbondong-bondonglah masyarakat menunggu kedatangan mimbar tersebut ditepian sungai masjid Raya Pangkalan yang waktu itu masih masjid lama yang berada di dekat muaro (sebutan kampung kecilnya) dan yang satu lagi untuk masjid Raya yang ada di Pasar Bawah Pekanbaru, Riau yang kebanyakan warga masyarakat pangkalan merantau ke Pekanbaru, Riau waktu itu, mimbar yang di kirim dari pangkalan melalui sungai melewati nagari Taratak Buluah saat itu merupakan sebuah penghormatan pemberian hadiah bagi Raja Siak waktu itu, ucapnya.
Ditambahkannya, sehingga acara “potang balimau” ini yang identik dengan sampan hias berbentuk mimbar masjid ini dijadikan sebuah acara adat yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan juga dalam menjalin tali persatuan dan kesatuan masyarakat, Alhamdulillah sampai saat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat pangkalan setiap memasuki bulan suci ramadhan” papar Arfel Muchtar (tokoh masyarakat, dan ulama pangkalan).ref/ul
"Potang Balimau" Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga Pangkalan
Reviewed by Unknown
on
Mei 26, 2017
Rating:

Tidak ada komentar: