Bunker Kaliadem, Lokasi Wisata Bersejarah Di Gunung Merapi
Yogyakarta, NerSumbar.Com-- Kaliadem merupakan sebuah dusun yang indah, udaranya sejuk dan nyaman karena letaknya sangat dekat dengan Puncak Gunung Merapi yang berlokasi di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dusun Kaliadem juga sangat berdekatan letaknya dengan rumahnya Mbah Marijan, juru kunci gunung merapi yang meninggal tahun 2010 lalu, karena bencana gempa dan erupsi gunung merapi.
Dibalik keindahan dusun Kaliadem, tersimpan berjuta cerita duka, karena selalu dirundung musibah dan bencana. Keindahannya pun berubah menjadi debu bertebangan dan batu berserakan, bekas muntahan gunung api.
Oleh karena itu, nersumbar.com berkesempatan melakukan liputan langsung ke beberapa lokasi pada hari Sabtu, (13/05). Yakni, meliput tentang Bunker Kaliadem sebagai tempat evakuasi apabila terjadi muntahan awan panas gunung yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl itu.
Sebetulnya bukan dusun Kaliadem saja yang berjarak dekat dengan gunung berapi nan berbahaya itu, tapi beberapa puluh dusun lainnya yang telah luluh lantak dan hanya tinggal nama juga berjarak sangat dekat. Termasuk beberapa kota seperti Magelang dan Yogyakarta hanya berjarak 30 Km saja. Sekitar gunung merapi merupakan kawasan padat pemukiman yang terhubung dengan beberapa provinsi.
Saat ini, sejumlah rumah warga yang ada dibeberapa dusun, sepertinya telah dijadikan museum dan situs pariwisata, seperti rumah salah seorang guru di dusun Petung misalnya, dipajang beberapa buah photo dan alat masak, serta kerangka hewan peliharaan yang diterjang lahar panas 2010 lalu.
[caption id="attachment_1047" align="aligncenter" width="356"]
Kerangka hewan peliharaan milik warga terkena lava gunung merapi yang dimeseumkan di rumah warga di dusun Petung, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY./ Photo : Anton Wijaya.[/caption]
Menurut data di wikipedia, bahwa gunung merapi mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali dan sejak tahun 1548, gunung merapi sudah meletus sebanyak 68 kali. Dan, cukup parah pada tahun 2006 yakni sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena terjangan awan panas. Dan, puncak bencana terjadi pada tahun 2010 yang menelan ratusan korban jiwa serta meluluh-lantakan puluhan dusun serta merusak ribuan rumah penduduk seraya sarana lainnya.
Saat ini pemerintah Propinsi Jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta telah merelokasi warganya dari lereng gunung merapi. Artinya warga tidak boleh lagi tinggal disana.
Namun, saat penulis kunjungi, pasca bencana, ternyata gunung merapi telah dijadikan lokasi pariwisata menarik, pengunjung dikenalkan dengan lokasi dan peristiwa penting, serta pemandu juga menjelaskan tentang apa yang terjadi ketika lahar panas menyemburkan hawa panas lebih dari 600 derajat celcius 'membakar' rumah warga dan kehidupan sekitarnya itu.
Bunker Kaliadem dan Wisata Lava Tour Jadi Fakta Sejarah
"Sebelum terjadinya erupsi pada tahun 2010. Bunker Kaliadem pada tahun 2006 tidak lagi difungsikan, sebab sempat merenggut 2 orang korban jiwa saat menyelamatkan diri didalamnya dan terjebak lalu dilahap lahar panas." Ungkap Tulus.
Saat ini, di lokasi Bunker Kaliadem sudah banyak tersedia kios souvenir dan makanan serta minuman ringan yang dijajakan pedagang, termasuk adanya pengamen jalanan. Pengunjung pun terlihat ramai diantar oleh para offroader yang semuanya memiliki mobil khusus offroad.
[caption id="attachment_1045" align="aligncenter" width="403"]
Jeep Wisata Toyota Land Cruiser Merapi (TLCM)/ Photo: Anton Wijaya[/caption]
"Kurang lebih ada sekitar 500 unit mobil offroad yang akan mengantar wisatawan berkunjung kelokasi di 'leher' merapi ini." Ungkap Tulus, (33 tahun) pemandu sekaligus sebagai driver mobil double gardan yang mengantar penulis dan tim untuk menziarahi lokasi.
Pengakuan Tulus pada nersumbar.com, wisatawan setiap hari selalu ramai berkunjung. Kunjungan meningkat diakhir pekan atau di hari libur. Diprediksi, hampir ribuan pengunjung datang tiap bulannya dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.
Uniknya, pasca bencana erupsi gunung merapi ini, seakan ada berkah, perekonomian terlihat menggeliat, karena kreatifitas warganya menjadikan lokasi bencana sebagai aset sejarah dan museum nyata yang bisa dirasakan dan digali pengunjung. Baik tentang peristiwa, maupun tentang bumbu cerita mengenai keganasan lahar panas gunung berapi.
[caption id="attachment_1038" align="aligncenter" width="405"]
Bentuk Bunker Kaliadem/ Photo: Anton Wijaya[/caption]
Penulis pun teringat akan kejadian gempa 2009 lalu di Kabupaten Padang Pariaman. Dimana Gunung Tiga yang mengapit sebuah perkampungan di nagari tandikek, kecamatan Patamuan terdampak longsor gunung tiga akibat gempa, sehingga banyak korban yang tertimbun dan meninggal.
Namun, bedanya antara kejadian gunung tiga dan merapi terdapat perbedaan mencolok. Di kawasan terdampak erupsi merapi dijadikan areal dan situs bersejarah, sehingga menarik minat wisatawan untuk memahami dan mengetahui sebuah peristiwa.
"Jarak Bunker Kaliadem dengan puncak gunung merapi sekitar 5 km." Kata Tulus, yang juga penduduk asli setempat.
Ia, menambahkan warga setempat sejak tahun 2011 berusaha membangun areal yang terkena musibah dengan menjadikan sebuah lokasi wisata yang menarik.
"Alhamdulillah, ada berkah dibalik musibah." Kelakarnya penuh tawa menuntun nersumbar.com menjelajah beberapa lokasi yang terdampak erupsi merapi 2006 dan 2010 lalu.(AntonWijaya)
Baca Juga : Sajian Kopi Joss, Kuliner Malam Ala Jogja
Dusun Kaliadem juga sangat berdekatan letaknya dengan rumahnya Mbah Marijan, juru kunci gunung merapi yang meninggal tahun 2010 lalu, karena bencana gempa dan erupsi gunung merapi.
Dibalik keindahan dusun Kaliadem, tersimpan berjuta cerita duka, karena selalu dirundung musibah dan bencana. Keindahannya pun berubah menjadi debu bertebangan dan batu berserakan, bekas muntahan gunung api.
Oleh karena itu, nersumbar.com berkesempatan melakukan liputan langsung ke beberapa lokasi pada hari Sabtu, (13/05). Yakni, meliput tentang Bunker Kaliadem sebagai tempat evakuasi apabila terjadi muntahan awan panas gunung yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl itu.
Sebetulnya bukan dusun Kaliadem saja yang berjarak dekat dengan gunung berapi nan berbahaya itu, tapi beberapa puluh dusun lainnya yang telah luluh lantak dan hanya tinggal nama juga berjarak sangat dekat. Termasuk beberapa kota seperti Magelang dan Yogyakarta hanya berjarak 30 Km saja. Sekitar gunung merapi merupakan kawasan padat pemukiman yang terhubung dengan beberapa provinsi.
Saat ini, sejumlah rumah warga yang ada dibeberapa dusun, sepertinya telah dijadikan museum dan situs pariwisata, seperti rumah salah seorang guru di dusun Petung misalnya, dipajang beberapa buah photo dan alat masak, serta kerangka hewan peliharaan yang diterjang lahar panas 2010 lalu.
[caption id="attachment_1047" align="aligncenter" width="356"]
Kerangka hewan peliharaan milik warga terkena lava gunung merapi yang dimeseumkan di rumah warga di dusun Petung, Kelurahan Kepuharjo, KecamatanCangkringan, Kabupaten Sleman, DIY./ Photo : Anton Wijaya.[/caption]
Menurut data di wikipedia, bahwa gunung merapi mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali dan sejak tahun 1548, gunung merapi sudah meletus sebanyak 68 kali. Dan, cukup parah pada tahun 2006 yakni sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena terjangan awan panas. Dan, puncak bencana terjadi pada tahun 2010 yang menelan ratusan korban jiwa serta meluluh-lantakan puluhan dusun serta merusak ribuan rumah penduduk seraya sarana lainnya.
Saat ini pemerintah Propinsi Jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta telah merelokasi warganya dari lereng gunung merapi. Artinya warga tidak boleh lagi tinggal disana.
Namun, saat penulis kunjungi, pasca bencana, ternyata gunung merapi telah dijadikan lokasi pariwisata menarik, pengunjung dikenalkan dengan lokasi dan peristiwa penting, serta pemandu juga menjelaskan tentang apa yang terjadi ketika lahar panas menyemburkan hawa panas lebih dari 600 derajat celcius 'membakar' rumah warga dan kehidupan sekitarnya itu.
Bunker Kaliadem dan Wisata Lava Tour Jadi Fakta Sejarah
"Sebelum terjadinya erupsi pada tahun 2010. Bunker Kaliadem pada tahun 2006 tidak lagi difungsikan, sebab sempat merenggut 2 orang korban jiwa saat menyelamatkan diri didalamnya dan terjebak lalu dilahap lahar panas." Ungkap Tulus.
Saat ini, di lokasi Bunker Kaliadem sudah banyak tersedia kios souvenir dan makanan serta minuman ringan yang dijajakan pedagang, termasuk adanya pengamen jalanan. Pengunjung pun terlihat ramai diantar oleh para offroader yang semuanya memiliki mobil khusus offroad.
[caption id="attachment_1045" align="aligncenter" width="403"]
Jeep Wisata Toyota Land Cruiser Merapi (TLCM)/ Photo: Anton Wijaya[/caption]"Kurang lebih ada sekitar 500 unit mobil offroad yang akan mengantar wisatawan berkunjung kelokasi di 'leher' merapi ini." Ungkap Tulus, (33 tahun) pemandu sekaligus sebagai driver mobil double gardan yang mengantar penulis dan tim untuk menziarahi lokasi.
Pengakuan Tulus pada nersumbar.com, wisatawan setiap hari selalu ramai berkunjung. Kunjungan meningkat diakhir pekan atau di hari libur. Diprediksi, hampir ribuan pengunjung datang tiap bulannya dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.
Uniknya, pasca bencana erupsi gunung merapi ini, seakan ada berkah, perekonomian terlihat menggeliat, karena kreatifitas warganya menjadikan lokasi bencana sebagai aset sejarah dan museum nyata yang bisa dirasakan dan digali pengunjung. Baik tentang peristiwa, maupun tentang bumbu cerita mengenai keganasan lahar panas gunung berapi.
[caption id="attachment_1038" align="aligncenter" width="405"]
Bentuk Bunker Kaliadem/ Photo: Anton Wijaya[/caption]Penulis pun teringat akan kejadian gempa 2009 lalu di Kabupaten Padang Pariaman. Dimana Gunung Tiga yang mengapit sebuah perkampungan di nagari tandikek, kecamatan Patamuan terdampak longsor gunung tiga akibat gempa, sehingga banyak korban yang tertimbun dan meninggal.
Namun, bedanya antara kejadian gunung tiga dan merapi terdapat perbedaan mencolok. Di kawasan terdampak erupsi merapi dijadikan areal dan situs bersejarah, sehingga menarik minat wisatawan untuk memahami dan mengetahui sebuah peristiwa.
"Jarak Bunker Kaliadem dengan puncak gunung merapi sekitar 5 km." Kata Tulus, yang juga penduduk asli setempat.
Ia, menambahkan warga setempat sejak tahun 2011 berusaha membangun areal yang terkena musibah dengan menjadikan sebuah lokasi wisata yang menarik.
"Alhamdulillah, ada berkah dibalik musibah." Kelakarnya penuh tawa menuntun nersumbar.com menjelajah beberapa lokasi yang terdampak erupsi merapi 2006 dan 2010 lalu.(AntonWijaya)
Baca Juga : Sajian Kopi Joss, Kuliner Malam Ala Jogja
Bunker Kaliadem, Lokasi Wisata Bersejarah Di Gunung Merapi
Reviewed by Unknown
on
Mei 15, 2017
Rating:

Tidak ada komentar: